Minggu, 21 September 2008

STRATEGI HIDUP

Sun, 21 September 2008.
Judith M. Tomasowa, SE, M.Si


Strategi hidup dalam jaman yang serba semakin sulit tidaklah harus dengan siasat kotor. Sejak jaman dahulu kala, setiap angkatan manusia merasa jamannyalah yang paling sulit, dan akan menghadapi hidup yang lebih sulit.

Jaman bahela di dunia dan di Indonesia sudah terjadi prahara yang mengemparkan hidup. Perang Dunia I/II, dunia gempar dengan kehancuran. Dilanjutkan dengan masa pembangunan ekonomi, sejak Henry Ford hingga sekarang pun manusia mengulang sejarah.

Hidup memang merupakan perjuangan, layaknya tentara di sebelah kiri ini:) Baju lengkap, plus senjata dengan menyandang title pangkat dari prajurit hingga jendral. Apa yang menarik dalam hal ini? Tak lain, Strategi!!

Seorang prajurit tidak pusing dengan strategi. Namun jendral, hingga berkepala botak karena memikirkan strategi. Jend. Eisenhower memenangkan perang dengan mengulas fakta, vision dan mission dalam untuk menjadi pemenang. Semua orang pasti berpikir akan hal yang sama, hanya dalam bercermin, kita membutuhkan cermin dan pandangan orang lain untuk menilai diri kita, bukan??

Ilmu kesuksesan pertama adalah

"Janganlah iri hati terhadap orang yang mendapatkan kemenangan dengan cara curang. Lakukanlah hal yang kecil dengan kesetiaan dan kejujuran dengan itulah kita akan berdiam dalam kebenaran dan keadilan Allah, dan layak mendapatkan berkatNya. Amin."

Kesetiaan dan kejujuran akan menyebarluas layaknya parfum, yang datang mendahului kita. Kesetiaan dan kejujuran adalah hiasan persolekkan diri yang sejati. Kesetiaan dan kejujuran akan membawa kita pada kredibilitas yang teruji. Mungkin ada pihak tertentu yang tidak suka terhadap kita, dan berniatan memasang perangkap dengan menggali lobang bagi diri kita. Bisa jadi kita terjatuh dalam lubang tersebut. Namun, mata Allah tertuju pada orang yang tertindas dan jeritan orang yang tulus hati, lantang terdengar di Surga dan di Bumi.

Pepatah Jerman mengatakan sebuah kebohongan memiliki kaki yang pendek. Bisa dipadankan pada pepatah negri kita sendiri, "Sepandai-pandainya tupai meloncat, pasti akan terjatuh."

Raja Sulaiman S.A.W., sebagai nabi yang mendapatkan ridho kebijaksanaan dari Allah yang warisan pengetahuan dari AllahNya, juga wejangan dari ayahnya, nabi Daud, S.A.W mengatakan:

"Orang Fasik bersikap ramah dengan teman-temannya. Perkataannya sangat lemah lembut menawan layaknya madu yang manis. Namun hati mereka layaknya pedang tajam yang terhunus, siap menjerat orang yang lemah dan menawan mereka dalam perbudakan dunia orang mati."

"Orang Fasik akan gemar berkumpul dan merancangkan kejahatan dengan beramai-ramai, menggali lobang dan perangkap terhadap orang yang tidak berpengalaman. Dan tanpa alasan yang benar di hadapan Allah, mereka gemar mengeroyok orang lain yang hidup damai dengan mereka. Mereka gemar menahan hak orang tertindas, anak yatim dan para janda."

"Mereka dengan congkak, merasa hukum Allah jauh dari mereka. Lidah mereka menjadi Allah atas mereka. Bahkan mereka berkata bahwa Allah tidak akan menuntut balas atas kejahatan mereka, karena Allah tidak melihat, mendengar jeritan orang tertindas."

"Orang fasik adalah orang yang gemar membela diri dengan kata-kata dan tindakan menyogok Allah demi kepentingannya. Apakah Allah akan melanggar kebenaran dan keadilanNya sendiri demi sogokkan?"

Perkataan Nabi Sulaiman S.A.W. patut dijadikan cermin bagi diri kita.
Apakah kita layaknya orang fasik yang dikecam oleh nabi Sulaiman S.A.W?


Bagaimana untuk memiliki strategi yang baik dan layak dalam kebenaran Allah Yang Maha Agung & Adil?


Resepnya adalah:

tambahkan pada iman kebajikan, dan kepada kebajikan pengetahuan, dan kepada pengetahuan penguasaan diri, kepada penguasaan diri ketekunan, dan kepada ketekunan kesalehan, dan kepada kesalehan kasih akan saudara-saudara, dan kepada kasih akan saudara-saudara, kasih akan semua orang. sebab apabila semuanya itu ada padamu dengan berlimpah-limpah, kamu akan dibuatnya menjadi giat dan berhasil dalam pengenalanmu akan Allah. Tetapi barangsiapa tidak memiliki semuanya itu, ia menjadi buta dan picik, karena ia lupa, bahwa dosa-dosanya yang dahulu telah dihapuskan. Dengan demikian, Allah akan memberkati setiap usahamu dan memberikan rejeki berlimpah.

Nah,... tinggal sekarang kita memutuskan strategi hidup yang layak bukan?

Selamat mencoba.










Tidak ada komentar: